Ini cerita tentang sahabat-sahabat saya, saat saya duduk dibangku SMP, merekalah yang mampu membuat " sahabat saya sewaktu SD " terkucilkan.
Masa SMP, saya berteman dengan " preman " sekolah ( ada yang sangat baik dan ada juga yang tak tau apa arti dari seorang sahabat
). Kami dulu mempunyai sebuah genk yang beranggotakan 10 siswi. Genk
kami selalu menjadi incaran kakak kelas dan menjadi momok bagi adik
kelas. Tapi untuk urusan kakak kelas, kami bisa sedikit tenang, karena
salah satu anggota kami adalah pacar dari siswa " ternakal " disekolah
kami. Meskipun kami tak sepenuhnya bisa tenang, karena terkadang, masih
ada yang suka mencuri-curi untuk melabrak kami.
Banyak
alasan bagi kami untuk melabrak adik kelas, sedikit melakukan kesalahan
maka tamat ( Well, meskipun saya tak pernah ikut " turun tangan "
secara langsung, karena jujur saya sangat malas dengan acara-acara
seperti ini ). Pagi melakukan kesalahan, maka siang, bersiaplah untuk
didatangi, itu juga yang kami alami sewaktu menjadi adik kelas. Bahkan
sayapun pernah mendapat " labrakan " secara ekslusif dari kakak kelas,
karena sesuatu fakta yang saya ungkap. Dan apa yang terjadi, saat itu
tak ada yang membela saya, tak ada yang menemani saya ketika saya "
disidang " semuanya melarikan diri. Tapi saya masih memakluminya,
meskipun saya akui ada rasa kecewa dalam hati saya. Well, siapa juga
yang berani menghadapi sekompeni kakak kelas yang tiba-tiba saja datang
dan mengajak adu mulut ( pelabrakan disini tak ada yang pernah
menggunakan kekerasan fisik, mereka hanya memaki dan beradu mulut, kalau
mau selamat diam itu baik, dan jika semakin melawan maka makian akan
semakin datang bertubi-tubi ). Sahabat seharusnya bersama-sama dalam
keadaan senang atau sedih, bukan hanya saat kita bernyanyi mereka akan
menari, tapi juga saat kita menangis mereka akan terluka.
Meskipun
begitu, sekali lagi saya sangat berharap dapat berteman dengan mereka
untuk selama-lamanya, karena persahabatan tak akan melihat siapa kamu
dan apa yang kamu lakukan, sebuah persahabatan akan tulus menerima
keadaan dan kondisimu apa adanya.
Tapi
apa yang terjadi, ketika kelas 3 SMP, kami bubar, hanya karena masalah "
PACAR ", salah satu dari kami menjadi selingkuhan dari pacar teman
kami, sesuatu yang sangat tidak bernilai jika dibandingkan dengan sebuah
persahabatan. Saat itu saya benar-benar kecewa, jadi ini akhir dari
persahabatan kami? Jadi hanya sebatas ini arti dari sebuah pesahabatan?
Seharusnya,
persahabatan tidak akan pernah rapuh hanya karena masalah cinta,
mungkin kita bisa putus hari ini dan mencari penggantinya besok pagi,
tapi tidak untuk sahabat, butuh waktu untuk bisa memahami dan menerima "
sisi unik " dari masing-masing sahabat kita.
Repost From sahabat part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar