Rabu, 01 Januari 2014

Sahabat part 2

Ini cerita tentang sahabat-sahabat saya, saat saya duduk dibangku SMP, merekalah yang mampu membuat " sahabat saya sewaktu SD " terkucilkan.
Masa SMP, saya berteman dengan " preman " sekolah ( ada yang sangat baik dan ada juga yang tak tau apa arti dari seorang sahabat ). Kami dulu mempunyai sebuah genk yang beranggotakan 10 siswi. Genk kami selalu menjadi incaran kakak kelas dan menjadi momok bagi adik kelas. Tapi untuk urusan kakak kelas, kami bisa sedikit tenang, karena salah satu anggota kami adalah pacar dari siswa " ternakal " disekolah kami. Meskipun kami tak sepenuhnya bisa tenang, karena terkadang, masih ada yang suka mencuri-curi untuk melabrak kami.
Banyak alasan bagi kami untuk melabrak adik kelas, sedikit melakukan kesalahan maka tamat ( Well, meskipun saya tak pernah ikut " turun tangan " secara langsung, karena jujur saya sangat malas dengan acara-acara seperti ini ). Pagi melakukan kesalahan, maka siang, bersiaplah untuk didatangi, itu juga yang kami alami sewaktu menjadi adik kelas. Bahkan sayapun pernah mendapat " labrakan " secara ekslusif dari kakak kelas, karena sesuatu fakta yang saya ungkap. Dan apa yang terjadi, saat itu tak ada yang membela saya, tak ada yang menemani saya ketika saya " disidang " semuanya melarikan diri. Tapi saya masih memakluminya, meskipun saya akui ada rasa kecewa dalam hati saya. Well, siapa juga yang berani menghadapi sekompeni kakak kelas yang tiba-tiba saja datang dan mengajak adu mulut ( pelabrakan disini tak ada yang pernah menggunakan kekerasan fisik, mereka hanya memaki dan beradu mulut, kalau mau selamat diam itu baik, dan jika semakin melawan maka makian akan semakin datang bertubi-tubi ). Sahabat seharusnya bersama-sama dalam keadaan senang atau sedih, bukan hanya saat kita bernyanyi mereka akan menari, tapi juga saat kita menangis mereka akan terluka.
Meskipun begitu, sekali lagi saya sangat berharap dapat berteman dengan mereka untuk selama-lamanya, karena persahabatan tak akan melihat siapa kamu dan apa yang kamu lakukan, sebuah persahabatan akan tulus menerima keadaan dan kondisimu apa adanya.
Tapi apa yang terjadi, ketika kelas 3 SMP, kami bubar, hanya karena masalah " PACAR ", salah satu dari kami menjadi selingkuhan dari pacar teman kami, sesuatu yang sangat tidak bernilai jika dibandingkan dengan sebuah persahabatan. Saat itu saya benar-benar kecewa, jadi ini akhir dari persahabatan kami? Jadi hanya sebatas ini arti dari sebuah pesahabatan?
Seharusnya, persahabatan tidak akan pernah rapuh hanya karena masalah cinta, mungkin kita bisa putus hari ini dan mencari penggantinya besok pagi, tapi tidak untuk sahabat, butuh waktu untuk bisa memahami dan menerima " sisi unik " dari masing-masing sahabat kita.
 
Repost From sahabat part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar