Aku
adalah seorang gadis yang dalam hidupnya dipenuhi rasa takut, ada banyak hal
yang aku takutkan. Bahkan beberapa hal sepelepun masih saja aku takutkan dan
menjadi beban dalam hidupku. Padahal umurku sudah tidak bisa dibilang lagi sebagai
remaja, dua puluh satu tahun? Remaja? Mungkin pada tahun 2003 dan telah
berakhir dua tahun lalu . Hari inipun tak ada yang bisa aku kerjakan, liburan
semester ini, sama seperti liburan-liburan semester lainnya, tak ada yang bisa
kulakukan. Mungkin satu setengah bulan ini akan aku habiskan untuk melamun dan
melamun. Wow, waktu yang sangat lama untuk melamun, pasti sudah banyak yang
berhasil sukses aku lamunkan. Mulai dari masalah kenaikan harga cabe, sampai
masalah negara yang tidak ada habisnya.
Dering
ponsel membuyarkan lamunanku. Aku meraih ponsel yang dari tadi tergeletak
diranjang bersamaku, jika ia manusia mungkin ia akan merasa sangat bosan dan
berlari meninggalkanku. Sebuah pesan baru, ternyata Rindang, ia memberitahukan
sebuah kabar gembira, akhir bulan ia akan berangkat ke Korea untuk mengikuti
pertukaran pelajar selama satu semester. Aku ikut bahagia mendengarnya ( iri
juga sebenarnya, korea gitu, mana aku ngefans berat ma aktor-aktir Korea~pengen
*mukamupeng* ), benar aku benar-benar sangat bahagia. Dengan perasaan sangat
senang, aku mengetik sebuah balasan, dengan cepat pastinya, karena aku ingin
cepat-cepat mendengar kabar lebih lanjut darinya. Ponselku berdering kembali,
dengan tak sabar aku membukanya, bukan dari Rindang, tapi dari Putri ( seorang
sahabat yang kutemui saat kuliah ), setelah membaca pesan itu aku benar-benar
lemas, seperti petir menyambar disiang bolong. Sebuah kabar yang sangat tidak
aku harapkan, salah satu nilai dari mata kuliah yang aku ambil mendapat C,
seumur-umur baru kali ini aku mendapat nilai C, meskipun setiap transkrip
nilaiku selalu terpampang nilai BC dengan manis. Tapi itu tak terlalu membuat
nilaiku jatuh, sedang jika mendapat nilai C pada mata kuliah 3 sks secara
otomatis nilaimu akan terjun bebas, tanpa ada parasut yang menjadi penolongnya,
dapat ditebak, BOMMM. Kau pasti tewas seketika!
Aku
mulai kembali melamun dan lagi-lagi merasa takut, aku mulai
membanding-bandingkan SMS dari Rindang dan Putri, berbeda sekali aku dengan
Rindang dan lamunanku melompat jauh ke peristiwa lima tahun lalu, ketika itu
Kasih, salah satu sahabatku akan pergi ke Amerika untuk pertukaran pelajar
selama setahun. Aku, Kasih dan Rindang telah bersahabat sejak bangku SMA. Kami
bagai kembar dempet, bisa dibilang kami adalah satu paket. Bahkan untuk urusan
ekstrakulikuler, kami memilih satu yang sama. Tapi pada akhirnya kami memang
tak bisa selalu bersama, setelah masa SMA usai, aku melanjutkan kuliah di
Surabaya, Rindang di Bandung, sementara Kasih harus mengulang bangku SMA
setahun lagi karena program pertukaran pelajarnya.
Kasih,
dia ibarat ibu bagi kami. Dia yang bertugas untuk mengingatkan kami tentang
kesalahan-kesalahan bodoh yang sering kami lakukan. Dia selalu menasehati kami
dengan cara yang unik, blak-blakan. Mungkin jika tidak mengenalnya kita pasti
akan beranggapan bahwa dia sangat “ JAHAT “. Tapi tidak, dia sangat baik. Dia
selalu melindungi kami, tentu saja dengan berbagai caranya yang unik. Anehnya
setiap perkataannya begitu mendoktrinku, misalnya saja, “ Ah kamu pasti suka sama
si A “. Aku yang awalnya tidak ada perasaan sama sekali dengan A dengan hebat
dan ajaib merasakan suatu perasaan yang aneh dengannya, suatu hari. Dia adalah
orang yang sangat tegas dan tentu saja blak-blakkan ( kalau boleh jujur, sakit
hati juga sich kadang, tapi setelah dipikir-pikir, dia emang seperti itu dan
pada akhirnya aku terbiasa ). Misalnya saja, “ Hei kamu kok tambah jelek ma
item sich “ hiks, perasaan mana yang tak terluka mendengar perkataan ini,
apalagi jika dilontarkan dari mulut teman sendiri? Tapi sekarang, perkataan
model apapun darinya, masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Karena aku tau,
begitulah caranya untuk mengingatkanku, melindungiku dan pastinya
menyanyangiku.
Rindang,
dia sangat cantik dan pintar pastinya. Hubungan percintaannya semulus jalan tol
( nggak juga dink, kadang dia juga merana akibat cinta ~ hihihi ). Dia si
kecil, meskipun tubuhnya bongsor. Tapi meskipun begitu, dia jauh jauuuuhh lebih
dewasa jika dibandingkan dengan diriku. Dia selalu mendengarkan semua keluh kesahku
tentang orang yang sama selama enam tahun ( kalau Kasih, pasti aku udah
ditendang kalau bahas ini :p ), sampai aku benar-benar merasa dia pasti bosan
mendengar ceritaku ( tapi meskuipun aku tau ini sangat membosankan, naluriku
tak pernah berhenti untuk membuatnya bosan~ jahat kan aku?hahaha ). Dia selalu
memberikan nasehat-nasehat yang remaja banget ( kalau Kasih seneng main logika,
Rindang lebih senang main perasaan ~ ini pendapatku loo y??? ). Kalau Rindang
selalu menenangkanku dengan kesejukan-kesejukannya, Kasih selalu menyadarkanku
dari sebuah impian yang tak akan pernah terjadi.
Dua
sahabatku ini, benar-benar mengisi semua kekuranganku, merekalah yang menopang
aku ketika merasa lelah dan sakit ( terkadang, aku ingin sekali menopang
kalian, tapi aku rasa kalian terlalu kuat untuk ku topang ). Tapi mengapa hari
ini ada sebuah peraaan aneh yang menjalar dalam hatiku?? Aku merasa benar-benar
“ sakit “ dan ketakutan. Apa aku jahat? Tapi aku merasa benar-benar jahat,
mereka telah menopangku setiap waktu, tapi mengapa aku harus merasakan perasaan
ini? Aku benar-benar merasa sangat tamak dan rakus. Aku menginginkan semuanya,
yang aku tau tak akan pernah bisa.
Aku
menghubungi Putri, berharap dengan ada seseorang yang mendengar ceritaku,
bebanku akan menghilang. Aku menceritakan semuanya, aku menceritakan
ketakutanku. Aku menceritakan ketakutanku karena ketidak sempurnaanku. Dan aku
menangis. Aku hanya seorang gadis yang penuh dengan kekurangan, nilai pas-pasan
wajah pas-pasan semuanya serba pas-pasan, kasarnya tak ada yang bisa
dibanggakan dariku. Sedangkan para sahabatku? Bagaimana mereka bisa berteman
dengan orang sepertiku? Dan parahnya aku selalu mengeluh, aku selalu
menceritakan tentang diriku sendiri. Bahkan aku merasa tak pernah memberi
mereka waktu untuk bercerita, karena aku terlalu sibuk dengan permasalahanku,
dan maaf karena itu. Aku takut mereka akan meninggalkanku ketika mereka bosan,
aku benar-benar tak bisa membayangkan dan aku mulai ketakutan lagi. Aku takut,
aku takut melihat pandangan orang-orang terhadap kami, aku begitu takut jika
dibandingkan dengan mereka dan aku akan tenggelam. Apalagi ada seorang guru
SMA, yang selalu meremehkan kemampuanku. Aku semakin takut.
Aku
semakin takut kehilangan mereka, apalagi semenjak kuliah, kami jarang bertemu.
Kami terlalu sibuk dengan kehidupan masing-masing. Apakah kami akan berakhir?
Aku benar-benar tak ingin kehilangan mereka. Kehilangan sahabat adalah suatu
hal yang sangat menyakitkan. Aku pernah mengalaminya, sering. Dan itu
menimbulkan luka yang cukup mendalam bagiku. Sewaktu SMP, aku kehilangan banyak
sahabat, yah saat itu aku benar-benar menganggap mereka sahabat-sahabatku, aku
kehilangan mereka karena berbagai alasan, kekuasaan dan cinta. Apa arti sebuah
persahabatan yang sebenarnya bagi mereka? Apakah seorang sahabat hanyalah
seseorang yang bisa memberikan sebuah simbiosis mutualisme? Apakah tidak ada
ketulusan didalamnya? Dan aku tersadar, mereka bukan sahabat yang aku cari,
mereka hanyalah “ teman “ yang singgah dalam hidupku.
Bagiku,
seorang sahabat adalah seorang sahabat. Tapi apa benar saat ini aku sudah
memperlakukan sahabat-sahabatku dengan baik? Aku juga tak pernah tau dan maaf
aku sudah menjadi sahabat yang buruk bagi kalian. Maaf jika kalian harus selalu
menopangku, dan aku harap kalian tak pernah lelah, maafkan aku yang begitu
jahat memaksa kalian untuk terus meopangku, tapi tanpa kalian aku hanyalah
seorang gadis lemah yang penuh dengan ketakutan.
Kembali
kedunia nyata ( kira-kira sebulan kemudian ), hari ini Kasih sangat kecewa dan
aku sangat memahaminya. Dan lagi-lagi ini akibat kebodohanku, ini semua karena
ketakutanku. Aku tau, “ masalah “ ini sudah menjadi bom waktu bagi Kasih, yang
pada akhirnya meledak. Aku sangat memakluminya, dan lagi-lagi hanya bisa
memaklumi. Karena tak ada yang bisa kulakukan dan kukatakan, aku terlalu takut.
Aku meminta pertimbangan pada Rindang karena aku terlalu takut untuk memutuskan
sendiri apa yang akan kulakukan. Rindang, dia mengatakan bahwa ini memang
kesalahan kami, kami “ mengabaikannya “ tapi bagaimanapun juga dia adalah
saudara bagi kami, bagaimanapun orang lain berpendapat. Rindang benar. Akhirnya
aku memutuskan untuk menceritakan semuanya, menceritakan mengapa aku seperti
ini dan menceritakan tentang ketakutan-ketakutanku. Aku begitu takut tenggelam
diantara mereka dan aku begitu takut kehilangan mereka karena kebodohanku. Aku
takut mereka bosan mendengar keluhanku, aku menceritakan semuanya. Semua yang
membuatku takut. Dan membuatku sedikit lega, tapi anehnya rasa takut itu masih
ada, hanya menjadi berbeda alasan. Aku takut mereka berfikiran aku terlalu
omong kosong, hiperbolis dan mengarang-ngarang cerita ( banyak sekali yang aku
takutkan bukan?! ) tapi memang ini yang kurasakan.
(
Mendapatkan balasan dari kalian, membuatku menangis. Aku sangat bersyukur
bertemu dengan kalian )
Kasih
:
(
Kasih apa tak bisa SMS ini kamu kirim lagi, dan tolong sedikit rapikan agar aku
bisa menulisnya ulang )
Oke,
langsung komentarku saja ya?
Jangan
tertawa, itu benar-benar yang aku rasakan saat ini, ketakutan.
Terimakasih
untuk tidak berfikiran seperti itu dan terimakasih sudah menjadikan aku yang
penuh dengan kekurangan ini sebagai teman baikmu. Kau benar, seharusnya aku
menjadikan semua ini sebagai motivasi dalam hidupku untuk menjadi lebih baik
dan mewujudkan salah satu impian bodoh kita ( aku akan terus ingat tentang
janji bodoh kita untuk pergi ke Italia bersama pasangan kita masing-masing ).
Dan maaf untuk fikiranku yang terlalu sempit, apa aku terlalu bodoh? Sepertinya
suatu saat aku perlu mandi dengan “ nasehat-nasehatnu “ sebagai pengganti
kembang tujuh rupa. Dan sepertinya harus segera dilaksanakan!
Ini
yang selalu membuat ku tertawa, jika mengingat semua kisah hidupku. Memang
benar seperti sinetron yang akan tetap laku walau sudah 1000 episode. Aku masih
ingat ketika aku mulai kehilangan Rindang hanya karena seorang lelaki yanng
sebenarnya tak pantas untuk diperebutkan, dan menangis layaknya sinetron
didepan ruang TIK. Waktu itu aku benar-benar takut kehilangan Rindang. ( kelak
cerita ini layak dijadikan cerita sebelum tidur bagi anak cucu kita, pasti
mereka akan sangat terhibur mendengar “ kebodohan-kebodohan “ kita )
Terimakasih
untuk nasehatmu,” ini semua gak mudah. Tapi masa depan dan semua yang akan
datang jauh lebih penting. Step by step, stand strong. You can do it “
Kasih,
satu yang aku kurang setuju, jangan menjadikan sebuah pertemanan sebagai
simbiosis mutualisme aku juga tidak terlalu suka dengan perkataanmu “ Itulah
gunanya teman. Kalau nggak dimanfaatin buat apa punya teman hayo? “ agak
sedikit ada rasa tertikam ketika mendengarnya ( T.T ).
Kasih,
ada satu hal yang belum sempat aku ceritakan, ini saat kau berada di Amerika.
Aku begitu takut yang pada akhirnya menutupinya dengan sebuah kemarahan.
Ingatkah kau ketika, seorang berinisial ARW menjelek-jelekkanku didepanmu. Saat
itu aku benar-benar marah, bukan karena dia memutar balikkan fakta, tapi karena
dia menjelek-jelekkanku dihadapanmu. Aku begitu takut kamu akan mempercayainya,
aku begitu takut penilaianmu akan sama dengannya. Tapi lagi-lagi tak ada yang
bisa kulakukan selain menangis ( aku begitu malu ketika menyadari bahwa
sebenarnya aku adalah seorang gadis lemah yang selalu menangis, karena selama
ini aku selalu berhasil bersembunyi dibalik kemarahanku ).
Rindang
:
- Aku bukan orang hebat, apapun masih bisa terjadi. Ini gara-gara kampusku kecil jadi banyak kesempatan ( selalu saja mencoba menghiburku. Ini bukan karena ukuran kampus sayang, tapi memang karena kamu pandai dan pantas mendapatkan kesempatan ini. Jangan selalu mencoba menghiburku, aku ingin belajar kuat. Biarlah kalian menjadi motivasiku untuk menjadi lebih baik ).
- Kamu nggak bener-bener kehilangan aku, kita masih bisa hubungan lewat telpon atau facebook dkk ( nggak ada yang perlu dikomentari, kita akan tetap menjadi sahabat walaupun salah satu dari kita berada di kutub utara, benar bukan? Maaf untuk pikiranku yang terlalu sempit ).
- * Menyebutkan berbagai hal yang “ dianggap “ sebagai kelebihanku * semua orang punya kelebihan kekurangan kesuksesan dan kelebihan masing-masing ( Rindang, ada yang perlu kamu tau, sekarang aku sangat berbeda, tidak seperti dulu. Aku hanya seorang gadis kelas tiga ( yang jelas terjadi akibat kebodohanku dengan memberi label pada diri sendiri yang sebenarnya sangat amat tidak penting ). Lagi-lagi ini karena ketakutanku. Tanpa kalian aku bukan apa-apa, tak ada lagi yang menopangku dan aku harus berdiri sendiri. Ketakutanku semakin bertambah besar, apalagi melihat dunia ini yang ternyata begitu kejam. Semua orang saling menikam, tak ada yang bisa kupercayai. Aku mulai kehilangan kepercayaan diri yang membuatku semakin malas untuk mencari sebuah tantangan baru, seperti apa yang sering kulakukan dulu. Aku jatuh dalam sebuah lubang yang sangat dalam dan tak belum mampu untuk berdiri ).
Rindang
meskipun aku terlihat kuat diluarnya, tapi ada yang perlu kalian tau, aku
hanyalah seorang gadis rapuh. Berbeda dengan dirimu yang terlihat rapuh, namun
sebenarnya kau jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan diriku.
Terimakasih,
hanya itu yang bisa aku katakan, terimakasih untuk persahabatan ini dan maaf
jika aku belum menjadi sahabat yang baik bagi kalian. Ketika kita bersahabat,
dan kita merasa takut, bahkan takut yang berlebihan, mengenai kehilangan
seseorang. Itulah sahabat. Sahabat akan menerimamu apa adanya, walaupun kau
hanya seonggok tubuh dengan banyak kekurangan ( aku belajar ini dari kalian
yang mau menerimaku apa adanya, terimakasih ).
Sahabat
itu, apabila kau tak bisa bernafas tanpanya, karena dia adalah sebagian dari
hidupmu. Karena ketika kau memutuskan untuk bersahabat dengan seseorang, secara
tidak langsung, kau akan memberikan separuh dari jiwamu tanpa diminta. Sahabat
itu, adalah sebuah ketulusan hati yang tak akan pernah tergantikan dengan
imbalan apapun.
Untuk
sahabat-sahabat yang selalu menyanyangiku
Love
repost from Sahabat Itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar