Rabu, 01 Januari 2014

dan Karena Itu

Ada seorang gadis, menangis tanpa henti sampai nafasnya tersengal - sengal
Keringatnya bercucuran bagai hujan di musim penghujan
Matanya bengkak memerah seperti tomat yang telah masak berhari - hari
dan penasaran, akupun bertanya mengapa dia menangis sampai seperti itu
apakah perihal yang membuatnya begitu sedih sehingga tak dapat membendung air matanya
dengan polos, ia menyebut tiga kata secara perlahan " cinta, lelaki, dan putus "
Dan bukan merasa kasihan, aku malah tertawa
apakah begitu penting ketiga kata itu sehingga harus membuatnya seperti ini?
membuatnya seolah " ting tong " ini waktunya kau mati
dan hidup, tak akan berhenti ketika kau patah hati, roda tetap berputar
ketika kau hanya diam tanpa bereaksi dengan hal ini, kau akan jauh ketinggalan, dan semakin terluka
gadis itu melihatku dengan tatapan menghina,
" Apa kau tak pernah patah hati? Ah pasti kau tak pernah mencintai sehingga kau tak pernah patah hati " ujarnya mengejek padaku, dan tawaku semakin tak terbendung.
" Apa yang kau tertawakan, ini bukan lelucon!! " teriaknya marah
" Apa kau sebodoh itu? menangis hanya untuk hal seperti ini? air matamu terlalu berharga ketika kau teteskan untuk hal seperti ini " kataku memulai ceramah setelah tawaku reda
" Cinta, adalah ketika kau menemukan seseorang yang membuatmu tertawa bersamanya dan bukan menangis karenanya "
" Cinta, bukanlah sebuah hubungan yang dilandasi oleh seberapa air mata yang sering kau cucurkan untukknya, tapi seberapa sering ia memberikan bahunya untuk menjadi sandaranmu ketika air mata itu tertumpah, dan pasti bukan karenanya "
" dan aku bukan dewa atau malaikat yang tak pernah patah hati atau menangis bodoh karena cinta "
" aku seringkali jatuh cinta dan seringkali patah hati "
" tapi tidak sepertimu, yang ketika cinta berakhir maka berakhirlah semua "
" aku menangis hari ini, semua air mataku tertumpah dan esoknya aku berjalan tegak seperti tak pernah terjadi apa-apa "
" logikaku berbicara, jika air mataku tertumpah, dan bahkan seringkali tertumpah karenanya, berarti itu bukan cinta "
dan karena itulah aku bangkit . . .
dan air mata bukanlah pondasi yang tepat untuk cinta

Repost From dan Karena Itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar