PROLOG
Takdir seseorang telah
ditulis dengan sangat jelas
Jadi meskipun kau
berlari terlalu jauh, jangan pernah takut tersesat
Karena akan selalu ada
jalan yang kan membawamu pulang
Menolak
perintah atau permintaan
ibu adalah hal yang paling aku hindari, seperti saat ini. Beliau sedang drop karena penyakit jantung yang
dideritanya, dan tanpa berfikir panjang. Aku langsung saja mengiyakan ketika
untuk kesekian kalinya ibu memintaku menikah dengan Raras, tetanggaku, teman
masa kecilku yang entah mengapa menjadi musuh ketika kami beranjak dewasa dan
entah mengapa pula tanpa alasan yang
jelas ibu dan bapak begitu menyukai perempuan ini.
Witing tresno jalaran
soko kulino (
cinta tumbuh karena terbiasa ),
selalu ibu ucapkan ketika aku mulai menolak permintaannya untuk menikahi Raras.
Hingga hari inipun tiba, dan aku tak kuasa untuk menolak permintaan ibu.
Berharap pepatah Jawa itu akan terjadi pada pernikahan kami.
Dan
Raras? Perempuan itu nampak begitu tenang meskipun mendengar kami akan segera
menikah. Seperti biasanya, aku tak pernah tau jalan fikirannya.
“
Apa semenakutkan itu pernikahan
bagimu? “ sindir Raras, melihat mukaku yang terlihat frustasi.
“
Kita hanya akan ijab qobul, dan setelah itu terserah kamu mau melakukan apa “
mendengar pernyataannya, sontak aku kaget.
“
Apa seremeh itu pernikahan bagimu? “ tanyaku sarkatis, dan dia hanya tersenyum
sinis.
“
Ini bukan abad kompeni, dan kita sudah sama-sama dewasa “ lagi-lagi jawabannya
terdengar enteng ditelingaku.
“
Ingat kita tidak saling cinta “ Aku mencoba mengingatkan kegilaannya.
“
Cinta?? “ dia tertawa sinis “ Tresno, ini bukan jaman Romeo dan Juliet, nggak
ada yang namanya cinta “ Raras beranjak dari duduknya, “ Penuhi saja keinginan
ibumu “
" Kalau begitu tolak pernikahan itu untukku, aku
sudah punya pacar dan aku sangat mencintainya "
" Bukan aku yang meminta atau menerima pertunangan
ini, lagipula apa perduliku dengan hidupmu? " tanyanya mengejek.
“ Lalu bagaimana denganmu? Kamu akan mengorbankan hidupmu
untuk menikah denganku “ aku berteriak frustasi, tak tau lagi apa yang harus
kulakukan.
“ Hidupku nggak akan berakhir hanya karena menikah
denganmu dan pernikahan, aku nggak perduli dengan hal itu “ jawabnya lagi-lagi
tanpa beban, akhirnya ia meninggalkanku sendirian di lorong rumah sakit yang
mulai gelap dengan beribu fikiran yang berkecamuk dihati. Raras, tak ada
pilihan lain, aku benar-benar harus belajar mencintai perempuan gila ini.
Sub-bab :
“Jika memang
aku yang telah
memaksamu meminum racun kebencian, maka ijinkanlah aku mengobatinya. Biarlah cinta yang
kupunya menjadi penawar racun yang telah kau tengak "
“ Mungkin
bagimu pernikahan hanyalah sebuah kontrak yang menyangkut masalah uang,
keturunan dan keluarga. Tapi bagiku, pernikahanlah yang telah memperkenalkanku
padamu, menyatukan kita dan terimakasih untuk kata “ ya “ yang terucap dari
bibirmu, meskipun sebenarnya itu tak berarti bagimu “
MASA LALU
“ Jika aku tak melakukan kebodohan – kebodohan di masa lalu kita, akankah detik ini kita dapat bersama. Kebodohanku adalah takdir Tuhan yang ditulis untuk mempersatukan kita “
RUMAH TANGGA
MASA LALU
“ Jika aku tak melakukan kebodohan – kebodohan di masa lalu kita, akankah detik ini kita dapat bersama. Kebodohanku adalah takdir Tuhan yang ditulis untuk mempersatukan kita “
RUMAH TANGGA
“ Dari sini,
ketika aku belajar untuk mencintaimu, aku berharap kau juga mau belajar
mencintaiku. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar