Ada dua hal yang sangat tidak kumengerti sampai saat ini.
Tidak bisa ditebak dan tidak bisa dipahami hanya dengan logika. Mereka
adalah CINTA dan BENCI. Mereka begitu dekat, batasnyapun begitu tipis,
hingga tak dapat dilihat oleh mata. Namun meskipun begitu, mereka tak
akan pernah dapat berteman atau hanya sekedar menyapa. Karena meskipun
dekat, mereka berbeda . . .
Alkisah dihati manusia, hidup seorang ibu bersama dua anak kembarnya, dia adalah Perasaan. Meskipun sangat mirip dan dicurahi kasih sayang yang sama besarnya, dua anak Perasaan memiliki sikap dan perilaku yang berbeda. Mereka adalah Cinta dan Benci.
Benci selalu iri terhadap Cinta, karena kehadiran Cinta selalu diharapkan oleh manusia, sementara dirinya sama sekali tak diinginkan. Bersama teman-temannya, Iri, Angkuh dan Cemburu, Benci mencoba merusak setiap benih kasih sayang yang ditabur Cinta.
Waktu terus berlalu, mereka berduapun beranjak remaja. Dan kini tugas Cinta tak hanya menaburkan benih kasih sayang, namun juga harus dapat membuahkannya menjadi sebuah “Cinta”, dibantu oleh dua sahabatnya Kesetiaan dan Kepercayaan, Cinta memupuk benih kasih sayangnya hingga tumbuh subur. Namun sayangnya, Benci juga tak tinggal diam, benih-benih kasih sayang yang ditanam Cinta digerogotinya dengan cemburu dan keangkuhan.
Suatu waktu Cinta benar-benar mengalami kesulitan dalam menumbuhkan bibit kasih sayangnya pada hati seorang anak manusia, kebencian benar-benar telah menguasai hati anak manusia ini, hingga hatinya begitu gersang. Ternyata anak manusia ini sedang mengalami patah hati, keadaan yang paling disenangi Benci. Kecemburuan dan Kebencian membakar hati anak manusia ini, hingga tak menyisakan pohon-pohon “ Cinta “. Keangkuhan pun tumbuh dihatinya, merasa tak memerlukan Cinta dan dapat berdiri tegar tanpanya. Setiap bibit kasih sayang yang ditanam Cinta selalu layu sebelum berkembang, keangkuhannya membuat bunga-bunga Cinta tak dapat bertahan hidup, anak manusia ini tak pernah mau mengakui bahwa rasa itu mulai ada dan bersemi dihatinya. Namun Cinta tak patah semangat, ia terus memupuk dan menyirami ladang hati anak manusia ini dengan limpahan kasih sayang. Hingga akhirnya, kebencian dan keangkuhan perlahan mulai menghilang. Pohon-pohon “ Cinta “ mulai tumbuh dengan subur dan sebentar lagi akan berbuah. Anak manusia itupun kembali menemukan “ Cintanya “ dengan membuang seluruh kebencian, keangkuhan beserta koloninya dari ladang hatinya.
Akhirnya Cinta kembali memenangkan pertarungan didalam hati anak manusia ini, sejak saat itu Benci benar-benar membenci Cinta. Meskipun bersaudara, mereka tak pernah saling menyapa. Dan Benci berjanji, ia akan berusaha menggagalkan semua usaha Cinta untuk menumbuhkan pohon-pohon “ Cinta “ di hati tiap anak manusia. Namun sampai kapanpun, karena kesabarannya Cinta akan selalu menang, karena bagaimanapun juga sekeras-keras batu akan tetap hancur oleh siraman air. Begitu pula kebencian, akan selalu terkikis oleh cinta dan kasih sayang.
Namun sampai saat ini sayangnya, tak ada yang bisa menjelaskan perasaan yang kita alami, apakah itu benci ataukah cinta, karena batasnya benar-benar sangat tipis dan ciri merekapun hampir sama. Mungkin kita pernah mengalami hal seperti ini, suatu waktu mulut kita dapat berkata bahwa kita sedang membenci seseorang, tapi hati kita selalu berdebar bila bertemu dengannya, rasa apakah ini? Apakah dengan angkuhnya kita akan menyangkal bahwa ini adalah ulah Cinta yang sedang menumbuhkan pohon “ Cinta “ dihati kita?
Ada sebuah nasehat tentang Cinta dan Benci, Janganlah terlalu membenci seseorang, karena Cinta tak akan tinggal diam, ia akan berusaha menumbuhkan rasa cinta dihati kita, dan saat kita sadar, kita telah mencintainya. Rasa benci itu telah berubah menjadi cinta
Dan janganlah mencintai seseorang terlalu dalam, karena Benci tak suka itu, ia akan terus berusaha membuat pohon-pohon “ Cinta “ layu. Saat kita sadar, rasa cinta itu telah berubah menjadi benci yang mendalam. Namun sayangnya Cinta akan tetap menjadi pemenangnya, meskipun tak dapat menumbuhkan pohon-pohon “ Cinta “, dengan ketulusan dan keikhlasan memaafkan Cinta dapat menumbuhkan sebuah pohon baru, pohon “ Persahabatan “.
Alkisah dihati manusia, hidup seorang ibu bersama dua anak kembarnya, dia adalah Perasaan. Meskipun sangat mirip dan dicurahi kasih sayang yang sama besarnya, dua anak Perasaan memiliki sikap dan perilaku yang berbeda. Mereka adalah Cinta dan Benci.
Benci selalu iri terhadap Cinta, karena kehadiran Cinta selalu diharapkan oleh manusia, sementara dirinya sama sekali tak diinginkan. Bersama teman-temannya, Iri, Angkuh dan Cemburu, Benci mencoba merusak setiap benih kasih sayang yang ditabur Cinta.
Waktu terus berlalu, mereka berduapun beranjak remaja. Dan kini tugas Cinta tak hanya menaburkan benih kasih sayang, namun juga harus dapat membuahkannya menjadi sebuah “Cinta”, dibantu oleh dua sahabatnya Kesetiaan dan Kepercayaan, Cinta memupuk benih kasih sayangnya hingga tumbuh subur. Namun sayangnya, Benci juga tak tinggal diam, benih-benih kasih sayang yang ditanam Cinta digerogotinya dengan cemburu dan keangkuhan.
Suatu waktu Cinta benar-benar mengalami kesulitan dalam menumbuhkan bibit kasih sayangnya pada hati seorang anak manusia, kebencian benar-benar telah menguasai hati anak manusia ini, hingga hatinya begitu gersang. Ternyata anak manusia ini sedang mengalami patah hati, keadaan yang paling disenangi Benci. Kecemburuan dan Kebencian membakar hati anak manusia ini, hingga tak menyisakan pohon-pohon “ Cinta “. Keangkuhan pun tumbuh dihatinya, merasa tak memerlukan Cinta dan dapat berdiri tegar tanpanya. Setiap bibit kasih sayang yang ditanam Cinta selalu layu sebelum berkembang, keangkuhannya membuat bunga-bunga Cinta tak dapat bertahan hidup, anak manusia ini tak pernah mau mengakui bahwa rasa itu mulai ada dan bersemi dihatinya. Namun Cinta tak patah semangat, ia terus memupuk dan menyirami ladang hati anak manusia ini dengan limpahan kasih sayang. Hingga akhirnya, kebencian dan keangkuhan perlahan mulai menghilang. Pohon-pohon “ Cinta “ mulai tumbuh dengan subur dan sebentar lagi akan berbuah. Anak manusia itupun kembali menemukan “ Cintanya “ dengan membuang seluruh kebencian, keangkuhan beserta koloninya dari ladang hatinya.
Akhirnya Cinta kembali memenangkan pertarungan didalam hati anak manusia ini, sejak saat itu Benci benar-benar membenci Cinta. Meskipun bersaudara, mereka tak pernah saling menyapa. Dan Benci berjanji, ia akan berusaha menggagalkan semua usaha Cinta untuk menumbuhkan pohon-pohon “ Cinta “ di hati tiap anak manusia. Namun sampai kapanpun, karena kesabarannya Cinta akan selalu menang, karena bagaimanapun juga sekeras-keras batu akan tetap hancur oleh siraman air. Begitu pula kebencian, akan selalu terkikis oleh cinta dan kasih sayang.
Namun sampai saat ini sayangnya, tak ada yang bisa menjelaskan perasaan yang kita alami, apakah itu benci ataukah cinta, karena batasnya benar-benar sangat tipis dan ciri merekapun hampir sama. Mungkin kita pernah mengalami hal seperti ini, suatu waktu mulut kita dapat berkata bahwa kita sedang membenci seseorang, tapi hati kita selalu berdebar bila bertemu dengannya, rasa apakah ini? Apakah dengan angkuhnya kita akan menyangkal bahwa ini adalah ulah Cinta yang sedang menumbuhkan pohon “ Cinta “ dihati kita?
Ada sebuah nasehat tentang Cinta dan Benci, Janganlah terlalu membenci seseorang, karena Cinta tak akan tinggal diam, ia akan berusaha menumbuhkan rasa cinta dihati kita, dan saat kita sadar, kita telah mencintainya. Rasa benci itu telah berubah menjadi cinta
Dan janganlah mencintai seseorang terlalu dalam, karena Benci tak suka itu, ia akan terus berusaha membuat pohon-pohon “ Cinta “ layu. Saat kita sadar, rasa cinta itu telah berubah menjadi benci yang mendalam. Namun sayangnya Cinta akan tetap menjadi pemenangnya, meskipun tak dapat menumbuhkan pohon-pohon “ Cinta “, dengan ketulusan dan keikhlasan memaafkan Cinta dapat menumbuhkan sebuah pohon baru, pohon “ Persahabatan “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar