Selasa, 11 Februari 2014

Berbuatlah Baik, Maka Kebaikan yang akan Menghampirimu



Berbuatlah Baik, Maka Kebaikan yang akan Menghampirimu

Namanya Sulin, kakak perempuanku senang sekali bercerita tentangnya. Meskipun hanya mendengarnya lewat cerita kakak, aku merasa sangat iri dengan bocah ini. Bukan karena dia kaya harta atau pernah bertemu dengan bintang K-Pop idolaku. Dia hanya memiliki hati yang begitu baik yang entah darimana asalnya, yang menurutku belum tentu dimiliki oleh orang sepertiku, bukankah selalu ada sisi setan di samping sisi malaikat? Itulah manusia.
Usianya baru berkisar antara 12 - 13 tahun, jika dilihat sebenarnya dia tak berbeda dengan anak kecil kebanyakan. Masih suka bermain dan berbicara celometan, tanpa memikirkan bagaimana kejamnya dunia.
Sulin, meskipun dia sudah duduk di bangku kelas lima ( atau enam aku juga kurang tahu ), dia masih belum bisa membaca. Padahal dia juga pergi kesekolah tiap pagi dan pulang menjelang siang. Tapi mengapa selama beberapa tahun bersekolah dia masih belum bisa membaca? Dan kakak perempuanku, memiliki keinginan untuk mengajarinya membaca. Agar setidaknya dia bisa membaca, agar tidak kena tipu kanan kiri. Bukankah begitu cara kerja dunia ini? melibas siapa saja yang lemah.
Tapi apa yang dikatakannya?
“ Terus kalau kamu tidak belajar membaca, bagaimana dengan sekolahmu? “ kakakku bertanya padanya, dihari biasanya kakakku memberi les gratis bagi anak-anak didesanya.
“ Aku tidak meneruskan sekolah Mbak, lebih baik aku bekerja. Membantu mencari nafkah untuk keluarga “ kejam kan dunia ini? Bocah kecil saja sudah harus memikirkan bagaimana cara mencari nafkah, bukankah seharusnya mereka bermain bersama teman-temannya?
“ Kamu mau bekerja apa? Saat ini, untuk lulusan SD sangat sulit mencari kerjaan, apalagi kamu tidak bisa membaca “ kakakku berusaha mengingatkan, bukan bermaksud kejam dengan kata-kata yang dilontarkannya. Tapi seharusnya ada yang memberitahunya kalau dunia ini lebih kejam bagi orang-orang yang tidak memiliki bekal.
“ Aku bisa berternak ayam atau kalau tidak mengembalakan kambing. Setidaknya itu bisa menghasilkan uang “ fikirannya begitu sederhana, layaknya bocah.
“ Tapi kamu bisa kena tipu kalau tidak bisa membaca, setidaknya belajarlah membaca dan berhitung “
“ Otakku terlalu bodoh untuk menerima pelajaran itu. Tapi aku percaya Mbak, selama aku berbuat baik, maka orang-orang juga akan memperlakukanku dengan baik
Kakakku hanya tersenyum, mendengar celoteh polosnya.
Bagaimana bocah kecil ini bisa berfikiran seperti itu?
Jika dia berbuat baik, maka orang akan memperlakukannya dengan baik.
Bukankah seharusnya kita berfikir, kita hanya akan berlaku baik, pada orang-orang yang memperlakukan kita dengan baik?
Tapi aku mulai menyadari apa yang dikatakan bocah ini, jika semua orang berfikiran seperti aku, siapa yang akan mengawali perbuatan baik di dunia ini?
Jika kamu berbuat baik, maka orang-orang kebanyakan yang berfikir seperti aku, akan memperlakukanmu dengan baik. Itulah cara kerja yang sebenarnya.
Lalu, bukankah lebih baik kita memperlakukan orang dengan baik terlebih dahulu sebelum kita diperlakukan lebih baik?
Bukankah selain kejam dunia ini juga menerapkan sistem tarik menarik, yang sampai sekarang masih menjadi rahasia alam. Apa yang kita tanam adalah apa yang akan kita petik nantinya.
Jadi aku mulai berusaha menerapkan apa yang dikatakan Sulin, berbuatlah baik jika kamu ingin diperlakukan secara baik. Biarkan dunia ini yang menarik secara otomatis kebaikan ke arahmu, jangan pernah menunggu untuk berbuat baik. Karena ketika kita tidak mengawalinya, maka dunia ini hanya akan dipenuhi orang-orang yang menunggu untuk diperlakukan secara baik. Yang menyebabkan kematian kebaikan pada akhirnya.

Bunda bersabarlah



Bunda bersabarlah . . .
Sebentar lagi semua ini pasti berakhir
Tuhan hanya ingin mengujimu, karena Dia sangat menyayangimu
Ujian ini yang akan mengangkat derajatmu kelak
Bunda tahan rasa sakit itu sebentar lagi . . .
Luka itu, aku akan segera mencarikan obatnya
Walau harus berjalan diatas api yang membuat kakiku melepuh
Walau harus tercabik cakar sang burung pemakan bangkai
Aku akan mencarinya . . .
Aku akan menemukannya . . .